Sabtu, 19 April 2014

Yesus Anak Tunggal Allah ??


Keluaran 4:22 dikatakan bahwa Israel adalah anak sulung Allah, dan dalam Yeremia 31:9 dikatakan bahwa Efraim adalah anak sulung Allah. Jadi, bagaimana mungkin Yesus disebut sebagai anak tunggal Allah? Lebih jauh, kata "tunggal" juga terdapat dalam Ibrani 11:17 yang mengacu kepada Ishak. Sementara itu, Alkitab sendiri menjelaskan bahwa kakak Ishak, Ismael, hidup lebih lama daripada ayahnya (Kejadian 25:9). Dengan demikian, Ishak tidak pernah secara tegas mengatakan dirinya sebagai anak tunggal Abraham. Sadar akan kejanggalan ini, sarjana Kristen tidak menafsirkan kata tersebut secara harfiah. Namun, mengapa hal itu tidak mereka terapkan juga pada Yohanes 3:16? Sekali lagi, sikap mendua ini membuktikan bahwa Yohanes 3:16 

"1. Ketika manusria itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, 2. maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik¬-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. 3. Berfirmanlah Tuhan: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja. " 4. Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purba kala, orang-orang yang kenamaan. (Kejadian, 6: 1 - 4). 

"9. Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, dlmana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku. (Yeremia, 31: 9). 

"14. Semua orang, yang dipimpin oleh Roh Allah, adalah anak Allah. (Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma, 8: 14). 
1. “Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anakku, anakKu yang sulung” (Keluaran 4:22). 
2. “Kamulah anak-anak TUHAN, Allahmu” (Ulangan 14:1). 
3. “Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediamanNya yang kudus” (Mazmur 68:6). 
4. “Dialah yang akan mendirikan rumah bagi namaKu dan dialah yang akan menjadi anakKu dan Aku akan menjadi bapaNya; Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya atas Israel sampai selama-lamanya”. (II Samuel 7:13,14). 
5. “Aku telah memilih dia menjadi anakKu dan Aku akan menjadi bapanya” (I Tawarikh 28:6 dan 22:10). 
6. “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:19). 
7. “Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Matius 5:45). 
8. “Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapa, yaitu Dia yang di sorga.” (Matius 23:9). 
9. “Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari padaNya” (I Yohanes 5:1). 
10. “Anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.” (Lukas 3:38). 
11. “Kita ini dari keturunan Allah juga” (Kisah Rasul-Rasul 17:28). 
12. “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah” (Roma 8:14). 
13. “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah” (Roma 8:14) 
14. “Dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai berai” (Yohanes 11:52) 
15. “Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukannya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya ia, Anaknya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara” (Roma 8:29) 
16. “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (I Korintus 3:16) 
17. “Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan anak-anakKu perempuan” (II Korintus 6:18) 
18. “Anak-anak Allah yang hidup” (Hosea 1:10) 
19. “Aku telah menjadi bapa Israel, Efrain adalah anak sulungKu” (Yeremia 31:9)


Karena itu jelas bahwa “Anak Allah” yang tersebut dalam Alkitab itu, tidak berarti anak Allah yang sebenarnya melainkan maksudnya ialah kekasih Allah, atau mereka yang taat kepada perintah-perintah Tuhan. 
Dalam bahasa Ibrani kata “Bapa” itu dipakai buat Tuhan, sedangkan kata “anak” dipakai buat mereka yang dihormati, seperti para Nabi, para Rasul. Coba buka di “Matius” pasal 5 ayat 9 di sini disebutkan : “Berbahagialah segala orang yang mendamaikan karena mereka itu akan disebut anak Allah”. 

Jelas, siapa saja mendamaikan manusia akan disebut atau akan menjabat “Anak Allah”, kalau begitu anak Allah itu ratusan, ribuan, malah mungkin jutaan orang, jadi bukan Yesus saja.

Menjawab Fitnah "Maryam Saudara Harun" (QS Maryam (19) : 27 - 28)


Seorang pendeta senior yang mengklaim dirinya peneliti alkitab berusaha memaksakan hipotesisnya tentang anakronisme dalam Quran pada surat Maryam ayat 28.

Untuk referensi pembaca ini tulisan Pdt. Teguh hindarto (selanjutnya saya sebut Pdt. TH): teguhhindarto.blogspot.com/2011/12/diskusi-shem-tov-dan-jp-jones-perihal.html

Ini ayat yang dipermasalahkan,
فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا
يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا

Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”

Pdt TH menuduh dengan instan bahwa telah terjadi anakronisme karena pada ayat tersebut karena Maryam bunda Isa as. disebut ukhta Harun, saudara perempuan Harun. Padahal, Maryam hidup jauh setelah harun, dan keliru dengan Miryam saudara perempuan Harun pada Keluaran 15:20. Pdt TH juga membawakan surat At Tahrim ayat 12 yang menyebut Maryam binti Imran dimana dalam Bilangan 26:59 ayah Miryam adalah Amram. Kemiripan nama ini dianggap secara instan oleh Pdt. TH sebagai anakronisme. Kenapa instan? Karena hanya didasarkan pada asumsi dan persepsi pribadi dan mengabaikan bukti lainnya dari sisi historis Quran, tafsirnya hingga tradisibahasa semitik.

Asumsi yang digunakan Pdt TH adalah sangat sederhana “kemiripan nama”. Asumsi sederhana ini membawa pada kesimpulan “(Allah/Muhammad) keliru menyitir Tanakh kitab keluaran dan bilangan” sebagai bukti anakronisme quran yang tak terbantahkan.
Bantahannya adalah sebagai berikut:

1. Muhammad SAW SUDAH TAHU bahwa Maryam dan Harun tidak sezaman.
Muhammad shallallahu alahi wassalam sudah tahu sejak awal bahwa Maryam ibunda Isa as. hidup pada zaman setelah zaman Harun. Maka tidak mungkin beliau menyitir/merujuk pada Tanakh kitab Keluaran dan Bilangan secara langsung maupun tidak langsung. Tidak ada pemahaman rasulullah bhawa “ukhta Harun” itu bermakna saudara secara kandung.

Berikut (terjemahan) hadits riwayat bukhari dengan derajat shahih,
Ketika aku datang ke Najran, mereka (orang Kristen Najran) bertanya padaku: Kamu membaca “Yaa ukhta Haarun” (Hai,saudara perempuan Harun -Maryam-) dalam Qur’an, sedangkan Musa dilahirkan jauh sebelum Yesus. Ketika aku kembali kepada Rasulullah, aku bertanya tentang hal itu, kemudian Nabi menjawab: Mereka (masyarakat zaman lampau) dulu biasa memberi nama menurut nama-nama Nabi dan orang-orang saleh yang telah wafat sebelum mereka.

Fakta yang bisa diambil dari kisah ini adalah:
– Kristen pada zaman itu sudah mempertanyakan hal tersebut, dan telah dijawab pada masa yang sama
– Frase “sebelum mereka” menunjukkan bahwa Muhammad memahami ayat tersebut dengan pemahaman bahwa Maryam hidup setelah

Harun dan tentu saja bukan bermakna saudara kandung
– Muhammad SAW mengetahui tradisi semitik mengenai penyebutan nama

Dari sini saja tuduhan anakronisme dalam Quran sudah gugur bahkan sebelum pertanyaan Pdt. TH muncul.

2. Frase “saudara” tidak selalu bermakna harfiah hubungan saudara secara kandung.
Di sini Pdt. TH bersikeras (baca: ngotot) bahwa “ukhta harun” pada ayat tersebut bermakna saudara secara kandung bukan idiom.
Hal ini menggelikan karena Pdt. Th mengaku banyak mengkaji secara Hebraic-Aramaic dan juga Arabic tapi seolah olah dia mengabaikan fakta bahwa kata akhun-ukhtun dalam bahasa arab dan ach-achowt dalam bahasa ibrani memiliki pemaknaan selain hubungan saudara kandung.

Ini contohnya:
Dalam surat Al-a’raaf ayat 65, 73, 85 Nabi Hud, Saleh dan Syu’aib dikenal sebagai “saudara” masyarakat mereka masing-masing.
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud.

Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”

Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih.

Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.”

Apakah saudara disitu bermakna saudara kandung? TIDAK. Dan satu lagi, dalam Al Qaaf ayat 13,

dan kaum Aad, kaum Fir’aun dan ikhwanu (kaum) Lut.

Apakah saudara disitu adalah saudara kandung? Tentu TIDAK.

Begitu juga dengan Alkitab, saudara tidak selalu bermakna saudara kandung, ada frase “saudara perempuan israel”, “saudara Yesus” yang semuanya tidak dimaknai saudara kandung.


الاَخ-(al) akh – dan الاُخْتُ -(al) ukht – dalam perbendaharaan bahasa Arab sama dengan אח – ach – dan אחות – ‘achowth – dalam perbendaharaan bahasa Ibrani untuk saudara laki-laki dan perempuan. Dan terbukti penggunaannya (dalam bibel) tidak hanya berarti saudara dalam pengertian saudara kandung. Silahkan periksa dalam kamus strong bernomor 251 dan 269. Justru pemaknaan selain saudara kandung lebih banyak daripada pemaknaan saudara kandung.

Ini sangat jelas. Mungkin Pdt. TH pun juga sudah tahu hanya saja ngotot bahwa maknanya adalah saudara kandung sementara sejak Quran diturunkan hingga hari ini sejak nabi Muhammad, sahabatnya dan Muslim hingga hari ini tidak ada yang memaknai sebagai saudara kandung. Bukankah ini lucu. Memaksakan suatu persepsi keliru yang tidak ada dalam pemahaman Quran yang benar kemudian ditimpakan sebagai kesalahan Quran. Padahal, sesuai pernyataannya sendiri, “saudara” dapat bermakna selain literal jika konteksnya menunjukkan demikian. Maka, apakah pak pendeta lupa bahwa Muhammad Rasululah telah menjelaskan makna tersebut 14 abad yg lalu dan juga bukti dari tradisi semitik tentang penyebutan seseorang? Justru pak pendeta yang tetap keukeuh hanya dengan teks “kesamaan nama” belaka tanpa memahami konteks.
Ini sesat pikir. Strawman Fallacy!!

3. Maryam tidak sama dengan Miryam, dan Imran (ayah Maryam) berbeda dengan Amram (ayah Miryam, Musa, dan Harun)
Setelah membuktikan bahwa Muhammad sudah tahu bahwa Maryam tidak sezaman dengan Harun maka, bukti selanjutnya adalah bahwa Imran ayah Maryam ibu Isa as. tidak sezaman dengan Amram ayah Musa, Harun dan Miryam,

Surah Ali Imran ayat 35-37,

(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat. Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.” Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.

Ayat ini membuktikan bahwa Imran, istrinya, Maryam dan Zakaria hidup sezaman. Dan tentu saja bukan pada zaman Musa dan Harun. Dan tentu saja tidak ada kisah ini (istri Imran menazarkan Maryam) pada kisah Miryam maupun Amran dalam Alkitab. Sedangkan Zakaria disitu adalah ayah Yahya (Yohanes Pembaptis). Sudahkah bapak pendeta membaca ayat ini?

Lengkap sudah bukti-bukti yang meruntuhkan tuduhan anakronisme dalam Quran yang rapuh.

Untuk menutupi kegagalannya membuktikan anakronisme, Pdt. TH mengajukan pertanyaan lanjutan akibat kegagalannya dengan alasan apa Maryam disebut “ukhta Harun” dan mengapa harus “Harun’.

Mengapa harus Harun?

Pertama, “ukhta Harun” sebenarnya adalah hinaan bangsa Israel pada zamannya untuk menyindir Maryam. Maryam disitu telah dinazarkan oleh Ibunya untuk berkhidmat pada bait Allah.

Ayah Ibu Maryam dikenal sebagai orang yang saleh oleh masyarakat. Karena itu ketika mendapati Maryam yang telah dinazarkan untuk berkhidmat di bait Allah ternyata mempunyai anak maka mereka melontarkan pertanyaan ironi kepada Maryam,

“Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”.

Dalam bahasa lain, kaumnya ingin menyatakan bahwa ayah ibunya bukan pezina tapi mengapa dirinya berzina. Kaumnya saat itu menuduhnya berzina karena mendapati seorang anak di luar pernikahan. “Saudara perempuan Harun” adalah sindiran baginya karena seharusnya ia adalah perempuan yang saleh, bukan pezina.

Kedua, kenapa harus Harun? Saya mengingatkan bahwa “Saudara perempuan” tidak bermakna saudara kandung, bisa jadi punya relasi dari keturunan seseorang. Misalnya keturunan Yehuda, dianggap saudara perempuan Israel. Maka maksudnya adalah keturunan Yehuda bersaudara dengan keturunan Israel lainnya, yang tentu saja mereka bukan saudara kandung karena selisih jamannya begitu panjang. Begitu juga dengan Maryam dikatakan saudara perempuan Harun maksudnya adalah saudara perempuan dari keturunan Harun, yang tentu saja bukan saudara kandung karena jika kandung maka jelas termasuk keturunan Harun dan lebih pas “putri Harun”. Ini juga dapat dijelaskan dari perspektif Alkitab. Dikisahkan ibu Maryam mempunyai saudara perempuan yang menikahi laki-laki keturunan Lewi dan mempunyai anak bernama Elizabeth. Lukas 1:5 menyebut Elisabeth sebagai “putri Harun” tentu saja bukan putri kandung melainkan keturunan Harun. Ia mendapatkan darah Lewi dari ayahnya. Dan Maryam disebut sanak saudara Elisabeth, karena ibu mereka bersaudara.
Maka, memahami frase “saudara perempuan Harun” dalam Quran sama mudahnya dengan memahami “saudara perempuan Israel” dalam Alkitab. Hanya orang yang menutup hati dan akal budinya yang sulit menerima penjelasan yang sederhana ini.

Akhirnya jangan lupa bahwa tradisi Yahudi tidak pernah memanggil “saudara” untuk seorang moyangnya, kecuali memanggilnya “bapak” (misalnya: bapak kami Abraham) atau sebaliknya “anak” (misalnya: anak Daud). Jelas Muhammad membuat silsilah baru DAN tradisi baru bagi Maryam, Isa, dan Israel, secara membual dan spekulatif!

(Diambil dari Artikel : Febri Ardian Pangestu)

Kamis, 17 April 2014

Wafat Isa Al Masih Dalam Sorotan Islam


Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia adalah agama terakhir yang Allah U ridhai dan sempurnakan. Kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi akhir jaman telah tertulis dalam kitab-kitab samawi sebelum Al Qur’an seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS ataupun Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS. Terlebih lagi telah dibenarkan dari para penganut-penganutnya yang masih memiliki kejujuran dan keimanan yang benar untuk mengikuti dan membela agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Allah  berfirman (artinya):
Dan ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata: “Hai Bani Isra’il, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, membenarkan kitab yang turun sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (Ash Shaff: 6).

Selain itu pula Allah SWT menjadikan umat Islam sebagai umat yang adil dan umat pilihan dari seluruh umat manusia. Sebagaimana Allah I berfirman (artinya):
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kalian (umat Islam) sebagai umat yang adil (pilihan) agar kalian menjadi saksi atas perbuatan manusia.” (Al Baqarah: 143).

Para pembaca –semoga Allah SWT limpahkan rahmat-Nya kepada kita semua–,  kaum Nashrani setiap tahun memperingati hari wafat Isa Al Masih (sesuai sangkaan mereka). Perhatikanlah!!! Sejauh manakah keabsahan sangkaan mereka ini? Dan siapakah umat yang adil di dalam mensikapi Nabi Isa AS, apakah umat Islam, Yahudi, ataukah Nashrani? Simaklah keterangannya pada edisi kali ini.

Prinsip Islam Tentang Para Rasul

Merupakan bentuk dari rahmat Allah SWT, diutusnya para Rasul kepada setiap umat dan diturunkannya kepada mereka kitab-kitab suci sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Realisasi dari rasa syukur terhadap rahmat Allah I itu adalah dengan beriman kepada mereka dan tidak membedakan satu dengan yang lainnya, yaitu dengan mengimani sebagian Nabi dan mengingkari sebagian yang lainnya. Allah berfirman (artinya): “Katakanlah : Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa, dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membedakan seorang pun di antara mereka dan hanyalah kepada-Nya kami menyerahkan diri.” (Ali Imran: 84).

Keutamaan Keluarga Imran Di Sisi Allah 

Di antara keutamaannya adalah:
1. Keluarga Imran merupakan salah satu keluarga yang Allah lebihkan di atas segala umat (di masa mereka). Allah berfirman (artinya): “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (dimasa mereka masing-masing).” (Ali Imran: 33).
2. Maryam binti Imran yaitu ibu Nabi Isa u merupakan wanita shalihah, yang Allah memilihnya dan mensucikannya, memberi rizki secara langsung kepadanya, serta melebihkan derajatnya di atas segala wanita di dunia. (Lihat Ali Imran: 37,42).
dan Rasulullah r bersabda:
حَسْبُكَ مِنْ نِّسَاءِ الْعَالَمِيْنَ أَرْبَعٌ : مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ ، وَ آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ ، وَخَدِيْجَةُ بِنْتُ خُوَيْلَدٍ ، وَ فَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ
“Cukup bagimu, dari (sebaik-baik) wanita di alam ini ada empat, yaitu Maryam binti Imran, Asiyah istri Fir’aun, Khadijah binti Khuwailid dan Fathimah binti Muhammad.” (HR. Ahmad, At Tirmidzi).
3. Isa AS, selain ia diangkat menjadi seorang nabi, ia pun termasuk dari 5 nabi yang tergolong Ulul Azmi. Diturunkan kepadanya kitab suci Injil, karena tidak setiap Nabi diturunkan kepadanya kitab suci. Allah memberikan kepadanya mu’jizat-mu’jizat yang cukup banyak yaitu menyembuhkan orang yang buta, orang yang berpenyakit sopak (kulit), menghidupkan orang yang sudah mati dengan izin Allah U seperti dalam surat Ali Imran ayat ke 49 dan mu’jizat-mu’jizat lainnya yang disebutkan dalam Al Qur’an.

Tinjauan Yahudi Dan Nashrani Terhadap Nabi Isa AS

Sebenarnya kaum Yahudi benar-benar mengenal tentang kenabian Isa, kesucian dan kemuliaan ibunya yaitu Maryam binti Imran. Namun sikap hasad, arogan dan brutal yang diwarisi turun menurun dari nenek moyang kaum Yahudi, menyebabkan pengingkaran mereka kepada Nabi Isa u yang diutus kepada umat Bani Israil dengan membawa kitab Injil. Mereka menuduh Isa sebagai anak zina dari seorang wanita pezina, mengusir Isa dan ibunya, sampai akhirnya mereka meyakini telah berhasil membunuh dan menyalibnya. Memang inilah watak asli mereka yang merubah-rubah ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi seperti Nabi Isa, Yahya dan nabi-nabi sebelumnya.
Sebaliknya kaum Nashrani, mempercayai orang-orang Yahudi, bahwa mereka telah berhasil menyalib dan membunuhnya. Dengan kebodohan mereka (kaum Nashrani), setelah peristiwa tersalibnya Nabi Isa (sesuai persangkaan mereka) lahirlah keyakinan-keyakinan kufur yang tidak mungkin berasal dari Nabi Isa, seperti keyakinan bahwa Isa adalah anak Allah, keyakinan Isa itu adalah Tuhan atau keyakinan Trinitas (salah satu dari yang tiga).

Nampaklah disini dua sudut pandang yang sangat bertolak belakang yaitu:
Pertama, orang-orang Yahudi yang terjatuh dalam sikap tafrith yaitu pelecehan dan penghinaan yang berlanjut pada upaya pembunuhan mereka terhadap Nabi Isa.
Kedua, orang-orang Nashrani yang terjatuh dalam sikap ifrath (ekstrim) yaitu meninggikan derajat seorang nabi melebihi dari yang semestinya, yaitu keyakinan bahwa Isa adalah anak Tuhan, Tuhan itu sendiri, ataupun Trinitas.
Adapun menurut agama Islam maka Isa adalah seorang manusia yang diangkat menjadi nabi dari nabi-nabi Allah. Adapun Isa dilahirkan dari seorang ibu tanpa bapak, maka itu sangat mudah bagi Allah. Bukankah Adam AS diciptakan tanpa ibu dan bapak? Bahkan Nabi Isa sendiri yang membantah logika-logika orang-orang Yahudi maupun Nashrani. Di dalam surat Maryam Allah memberitakan dialog orang-orang Yahudi dengan Nabi Isa yang masih dalam ayunan ibunya, (artinya):
“Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil), dan dia menjadikan aku seorang Nabi.” (Maryam: 30).
“Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka sembahlah Dia.” (Maryam: 36).
“Dan ingatlah ketika Alah berfirman: “Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: Jadikanlah Aku dan ibuku dua sesembahan selain Allah? Isa menjawab: “Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara-perkara yang ghaib.” (Al Maidah: 116).

Benarkah Nabi Isa  Wafat ?

Tidak, keyakinan agama Islam adalah bahwa Isa u masih hidup. Allah I mengangkat ruh dan jasadnya ke langit, sehingga batallah sangkaan kaum Yahudi yang mengklaim telah berhasil menyalib dan membunuhnya. Demikian pula sangkaan kaum Nashrani bahwa beliau telah wafat.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Dan disebutkan pula dalam hadits shahih bahwa Isa akan turun di menara putih sebelah timur Damsyiq dan akan membunuh Dajjal. Barangsiapa yang ruhnya telah berpisah dari tubuhnya, maka tubuhnya tidak akan turun dari langit. Dan jika ia hidup kembali, maka ia akan dibangkitkan dari kuburnya.

Adapun firman Allah (artinya): “Sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu, dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir.” (Ali Imran: 55). Maka ayat ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan sinyalemen di atas bukanlah al maut (kematian). Sebab jika yang dimaksud adalah kematian, maka Isa sama dengan orang mu’min yang lainnya, yaitu diambil ruhnya saja lalu dibawa ke langit. Kalau demikian, maka tidak ada keistimewaan Isa dibanding orang lain.
Begitu pula dengan firman-Nya (artinya): “Membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir.” (Ali Imran: 55). Kalau yang dimaksud adalah ruhnya berpisah dari tubuhnya, maka tubuhnya itu masih berada di bumi sebagaimana halnya tubuh para Nabi dan lainnya.

Dalam ayat lain Allah berfirman (artinya): “Mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa. sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar dalam keraguan-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti prasangka belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi yang sebenarnya, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.“ (An Nisaa’: 157-158).

Yang semuanya itu (ayat-ayat di atas) memberikan penjelasan bahwa Allah mengangkat tubuh dan ruhnya sebagaimana halnya ia (Isa) akan diturunkan dengan tubuh dan ruhnya seperti yang disebutkan dalam hadits yang shahih. … Dan (lafadz at Tawaffi yang secara bahasa bermakna mematikan –red) selain itu juga bisa dimaknakan dengan memegang ruh ketika tidur. Seperti firman-Nya (artinya): “Allah memegang jiwa orang ketika matinya dan memegang jiwa orang yang belum mati pada waktu tidurnya.” (Az Zumar: 42).
Dan juga firman-Nya: “Dan Dia-lah yang mentawaffikan (menidurkan) kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. (Al An’am: 60). (Majmu’ Fatawa 4/322-323). Sehingga makna ayat إِنَّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ dalam surat Ali Imran: 55 … yaitu: ‘Sesungguhnya Aku memegang ruh dan tubuhmu dan Aku mengangkat kamu kepada-Ku.”

Adapun firman Allah (artinya): “Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepada Isa sebelum kematiannya.” (An Nisaa’: 159). Maka yang dimaksud dengan sebelum kematian Isa bin Maryam disini adalah kematiannya di akhir jaman, setelah diturunkan kembali oleh Allah di muka bumi untuk memerangi Dajjal, menghancurkan salib, dan membasmi babi. Demikianlah tafsir Ibnu Abbas t yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir At Thabari dan dikuatkan oleh Al Hafizh Ibnu Katsir di dalam tafsirnya 2/590. Maka dari itu, batallah pengakuan orang-orang Yahudi bahwa: mereka telah membunuh Isa, dan menyalibnya. Dan batal pula pembenaran orang-orang yang mempercayai mereka -bahwa Isa telah terbunuh- dari kalangan orang-orang Nashrani yang bodoh dan tidak mengerti permasalahan ini. Bahkan Allah memberitahukan bahwa perkaranya tidak demikian, tetapi ada seseorang yang diserupakaan oleh Allah dengan Isa, lantas mereka bunuh orang yang diserupakan itu sedang mereka tidak mengetahuinya dengan jelas tentang hal itu. Kemudian Allah mengangkat Isa kepada-Nya, dan dia (Isa) masih hidup dan kelak akan turun ke muka bumi. Sebagaimana dalam Q.S An Nisaa’ 157-158.

Yahudi Dan Nashrani Adalah Orang-Orang Kafir Selama Tidak Beriman Kepada Nabi Muhammad Dan Segala Apa Yang Dibawanya
Setelah Nabi Muhammad r diutus kepada seluruh umat manusia, maka tidak ada agama yang diterima di sisi Allah selain agama Islam. Allah I berfirman (artinya):
“Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah hanya agama Islam.” (Ali Imran: 16).
“Dan barangsiapa yang mencari selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85).
Atas dasar itu, Ahlul Kitab yang tidak mau beriman dengan apa yang dibawa oleh Muhammad r adalah orang-orang kafir. Allah U berfirman (artinya):
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan Ahlul Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (Al Bayyinah: 6).
Rasulullah r bersabda:
لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ.
“Tidaklah seorang pun yang mendengar tentang aku dari umat ini, baik Yahudi maupun Nashrani, kemudian mati dalam keadaan tidak beriman kepada agama yang aku diutus dengannya (Islam), kecuali pasti termasuk penduduk An Naar.” (HR. Muslim).
Wallahu A’lam bish Shawab

Sumber : Buletin Islam AL ILMU Edisi: 54/II/III/ 1426

Minggu, 13 April 2014

Nabi yang Diramalkan Oleh Sang Pembaptis Pastilah Muhammad


Ada dua ucapan yang sangat penting mengenai Yohanes Pembaptis yang disampaikan oleh Yesus, tetapi dicatat dengan cara aneh:

Ucapan pertama Yesus mengenai Yohanes adalah bahwa Yohanes dimunculkan ke dunia sebagai reinkarnasi Elia (nabi dalam Perjanjian Lama). Keanehan yang menyelimuti sebutan ini terjadi pada diamnya Yesus mengenai identitas dari orang yang diharapkan secara resmi diperkenalkan oleh Elia kepada dunia sebagai nabi terakhir. Bahasa Yesus dalam hal ini adalah sangat kabur, ambigu, dan aneh.

Seandainya Yohanes adalah (reinkarnasi dari) Elia, lantas mengapa dia tidak disebutkan secara jelas?

Seandainya Yesus adalah sang “Utusan yang dijanjikan” dan Dominator[1] (terjemahan Vulgate untuk bahasa Ibraninya “Adon” seperti yang tercantum dalam Maleakhi 3:1), mengapa dia secara terbuka mengatakan begitu ? Jika ia dengan berani menyatakan bahwa bukan dirinya, tetapi nabi lain yang merupakan “Dominator” itu. Maka sebenarnya pastilah ada tangan jahat yang menghapus dan menghilangkan kata-kata Yesus dari kitab Injil yang asli.

Bagaimanapun juga, kitab Injil-injil lah yang harus bertanggung jawab atas ambiguitas dan ketidakjelasan ini. Itu hanya dapat digambarkan sebagai hal kejam yang merusak teks dan telah menyesatkan jutaan umat Kristen berabad-abad.

Yesus seharusnya menunjukkan diri secara terbuka dan eksplisit dengan mengatakan, “Yohanes adalah Elia yang diutus sebagai perintis yang mempersiapkan jalan untukku!” Atau jika bukan seperti itu, maka mungkin ia sudah menyatakan hal sebagai berikut, “Yohanes adalah Elia yang diutus untuk mempersiapkan jalan bagi Muhammad”. Barangkali ini disebabkan oleh kegemaran Yesus akan bahasa yang bersifat ambigu (kemenduaan makna).

Sebenarnya ada beberapa contoh sebagaimana dilaporkan dalam Injil-Injil, dimana Yesus memberikan pernyataan yang tidak jelas dan sama sekali tidak dapat dipahami. Dengan mengesampingkan ketuhanannya, sebagai seorang nabi bahkan sebagai seorang guru, ia diharapkan menjadi seorang guru yang terus terang.

Ucapan lain yang terselubung dalam keanehan adalah, “Tidak seorang pun yang dilahirkan oleh perempuan lebih besar dari Yohanes” kata Yesus, “Tetapi yang paling kecil di Kerajaan Surga adalah lebih besar daripada Yohanes”. Apakah Yesus bermaksud mengajari kita bahwa Yohanes dan semua nabi serta orang-orang shaleh berada diluar Kerajaan Tuhan? Siapakah orang “paling kecil” yang lebih besar daripada Yohanes? Dan konsekuensinya dari semua umat Tuhan yang mendahului Yohanes? Apakah Yesus sendiri yang dimaksud “paling kecil” itu? Atau yang “paling kecil” diantara orang-orang Kristen yang dibaptis? Tidak mungkin dia sendiri, karena pada masanya Kerajaan itu belum didirikan di bumi. Jika memang dia, maka tidak mungkin ia sebagai yang “paling kecil” didalamnya karena ia adalah pendirinya.

Gereja – dengan sudut pandangnya yang aneh – telah menemukan solusi yang sangat tidak masuk akal untuk memecahkan problem ini. Dan solusi itu adalah bahwa orang Kristen lah yang “paling kecil” untuk dicuci dengan darah Yesus (melalui sakramen pembaptisan, menurut keyakinan kaum Sacerdotolis, atau kalau tidak melalui semacam regenerasi, menurut ketakhayulan penginjil) menjadi “lebih besar” dari Yohanes dan semua orang-orang suci terdahulu, termasuk Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Daud, Elia, Daniel.

Alasan atau bukti klaim yang mengagumkan ini adalah bahwa umat Kristen, betapapun berdosanya dia, asalkan dia beriman kepada Yesus sebagai Juru Selamatnya, maka ia memiliki hak-hak istimewa ( privilages) yang didambakan para nabi suci namun tidak dinikmatinya. Hak-hak istimewa ini sangat banyak. Penyucian dari dosa asalkan melalui pembaptisan kristen, pengetahuan tentang Trinitas, pemberian makanan daging dan darah Yesus dalam Sakramen Ekaristi, doa dengan membuat tanda salib, hak-hak kuci surga dan neraka diberikan kepada Paus, dan kegembiraan yang berlebih-lebihan (ectasy) dari kaum Puritan[2], Quaker[3], Persaudaraan, dan semua sekte lain yang disebut Kaum NonKonformis yang masing-masing dengan jalannya sendiri-sendiri, meskipun mengklaim hak-hak istimewa dan hak-hak proregratif yang sama, semua sepakat bahwa setiap orang Kristen yang baik pada hari kebangkitan akan menjadi perawan suci dan menampilkan dirinya sebagai pengantin perempuan untuk “Domba Tuhan”!

Lantas, tidakkah Anda berpikir bahwa umat Kristen berhak untuk percaya bahwa yang “paling kecil” diantara mereka adalah “lebih besar” dari semua nabi? Tidakkah Anda berpikir, kalau demikian, bahwa biarawan Patagonian yang kekar dan biarawati Parisian yang menebus dosa adalah lebih mulia daripada Adam dan Hawa, karena misteri Trinitas disampaikan kepada orang-orang idiot ini dan tidak kepada nenek moyang mereka yang dahulunya hidup bersama Allah di Surga sebelum mereka diturunkan kebumi?

Namun semua keyakinan dan aqidah yang bermacam-macam ini berasal dari Perjanjian Baru dan dari ucapan-ucapan yang dinisbahkan kepada Yesus dan rasul-rasulnya. Namun, bagi kita sebagai kaum Ahlultauhid Muslim ada sedikit cahaya kemilau yang tertinggal dalam kitab-kitab Injil, dan sudah cukup bagi kita untuk menemukan kebenaran tentang Yesus dan sepupunya (Yohanes) yang sebenarnya.

Yohanes Pembaptis meramalkan Muhammad

a. Menurut kesaksian Yesus, tidak ada orang yang dilahirkan perempuan lebih besar dari Yohanes, namun yang “paling kecil” dalam Kerajaan Surga adalah lebih besar dari Yohanes. Perbandingan yang dibuat oleh Yesus adalah antara Yohanes dan semua nabi sebelumnya sebagai penghuni Kerajaan Surga. Nah dalam urutan kronologis maka nabi terakhir adalah yang “paling kecil” diantara para nabi, ia akan menjadi junior mereka dan yang paling muda.

Kata “z’ira” dalam bahasa Arami, seperti kata Arab “saghir”, berarti “anak kecil”. Versi Pshittha menggunakan kata “z’ira” atau “z’eira” sebagai lawan dari “rabba” untuk “besar, tua”.

Setiap orang Kristen akan mengakui Yesus adalah bukan nabi yang “terakhir”, dan karenanya ia tidak mungkin sebagai yang “paling kecil”. Tidak hanya para rasul sendiri yang diberkati dengan pemenuhan nubuat, tetapi juga banyak manusia suci lainnya di zaman kerasulan disokong dengan kisah itu (Kisah-kisah 11:27-28; Kisah-kisah 13:1; Kisah-kisah 15:32; Kisah-kisah 21:9-10),

Dan karena kita tidak dapat menemukan yang mana dari nabi-nabi gereja yang banyak ini adalah “yang terakhir”, tentu saja kita dipaksa untuk mencari kemana-mana seorang nabi yang tidak dapat disangkal adalah nabi terakhir dan penutup daftar kenabian. Dapatkah kita membayangkan bukti-bukti mendukung Muhammad yang lebih kuat dan lebih brilian daripada pemenuhan nubuat Yesus yang menakjubkan ini?

Dalam daftar panjang keluarga nubuat, tentu saja yang “paling muda”, yang “paling kecil” adalah Muhammad. Beliau adalah “Adon” (Tuan) nya mereka. Menyangkal ciri dan sifat nubuat kenabian Muhammad merupakan suatu penyangkalan yang mendasar terhadap keseluruhan wahyu Ilahi dan semua nabi yang mengajarkannya. Karena semua nabi lainnya secara bersama-sama belum menyelesaikan karya raksasa yang diselesaikan sendiri oleh nabi dari Mekkah dalam waktu singkat yakni 23 tahun misi kenabiannya.

Misteri tentang kehidupan sebelumnya dari roh-roh para nabi belum diungkap kepada kita, tetapi setiap muslim sejati mempercayainya. Roh yang ada sebelumnyalah dengan kekuatan firman Allah “ kun ” (jadi) seorang lanjut usia Sarah, seorang lanjut usia Hannah, dan seorang perawan Maria melahirkan Ishaq, Yohanes, dan Yesus.

Injil Barnabas melaporkan bahwa Yesus berbicara tentang roh Muhammad yang dinyatakan olehnya telah diciptakan sebelum semua yang lain.

Saya senang mengatakan bahwa hak sayalah, berkat karunia Allah, untuk memecahkan problem misteri yang selama ini menutupi apa arti dan maksud sebenarnya dari “yang paling kecil dalam Kerajaan Surga” !

b. Yohanes mengakui bahwa Muhammad lebih unggul dan lebih kuat darinya. Ungkapan penting disampaikannya kepada orang-orang Yahudi itu, “Dia yang datang setelah aku” mengingatkan para Penulis, Pharisee, dan ahli hukum mereka pada ramalan kuno dari nenek moyang mereka, Yaqub, dimana Patriarch itu menggunakan gelar yang unik “Syilokhah” untuk “Rasul Allah/ Rosululloh”, julukan yang sering digunakan oleh Yesus untuk Muhammad dalam Injil Barnabas. Pada waktu menulis artikel saya tentang “Syiloh”, saya mengatakan bahwa kata tersebut bisa jadi merupakan perubahan dari “Syiloukh” atau “Syilokhah” yang artinya adalah Rasul Allah (Rosululloh), tetapi kemudian saya lupa bahwa Yerome juga telah memahami bentuk Ibrani itu dalam arti tersebut, karena ia telah menerjemahkannya sebagai “ qui mittendis est ”

Ketika saya merenungkan penangkapan dan pemenjaraan Yohanes yang tidak berdaya oleh Herod dan pemenggalan lehernya secara kejam, atau ketik saya membaca dengan teliti cerita-cerita membingungkan nan tragis mengenai pencambukan Yesus oleh Pilate, penobatan Yesus dengan mahkota duri (dalam keadaan disalib kesakitan) oleh Herod, dan malapetaka di Calvary[4], lalu saya beranjak memalingkan pandangan saya pada masuknya Adon (dengan 10.000 pasukan) dengan penuh kemenangan ke Mekkah, penghancuran total semua berhala didalam Ka’bah suci, pemandangan yang menggetarkan hati dari musuh pembawa maut bernama Abu Sufyan yang takluk dikaki Syilokhah (Rasul Allah) memohon pengampunannya dan menyatakan keimanannya, dan atas ibadah agung dan khotbahnya yang terakhir dari sang penutup para nabi menerima firman ilahi yang terakhir ini “Al yauma akmaltu lakum dinukum” (Hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu), dan sebagainya, kemudian saya sepenuhnya memahami bobot dan nilai dari pengakuan Yohanes, “Dia lebih kuat dariku”.

c. “Kemurkaan yang akan datang” . Pernahkah Anda menjumpai penfsiran yang pantas dan bijaksana, dan meyakinkan dari kalimat ini diantara banyak sekali komentar mengenai kitab Injil? Apa yang dimaksud Yohanes dengan ungkapan, “Lihatlah kapak sudah dipasang pada akar pohon?” Atau perkataannya, “Ia memegang kapas ditangannya untuk membersihkan lantai pengiriknya?” Atau ketika ia meremehkan gelar “Anak-anak Ibrahim”?

Saya tidak akan menghalangi Anda untuk mengetahui tingkah laku para penafsir, karena mereka adalah lamunan yang tidak pernah diimpikan oleh Yohanes ataupun pendengarnya. Mungkinkah Yohanes pernah mengajari kaum Pharisee yang angkuh dan kaum Saduqee[5] yang rasionalistik itu menyangkal kebangkitan jasmaniah bahwa pada hari kiamat Yesus akan menumpahkan kemurkaannya pada mereka dan membakar mereka bagaikan pohon-pohon yang tidak berbuah dan bagaikan sekam dalam api neraka? Tidak ada satu kata pun dalam semua literatur kitab suci mengenai kebangkitan jasad-jasad atau mengenai api neraka. Tulisan-tulisan Talmudistik ini penuh dengan misteri eskatologis yang sangat mirip dengan tulisan kaum Zardusytee, tetapi sumbernya sama dari kitab-kitab resmi.

Nabi yang bertobat dan membawa kabar baik itu tidak berbicara tentang kemurkaan yang jauh dan tidak terbatas yang sudah pasti menunggu kaum kafir dan kaum Atheis, tetapi berbicara tentang malapetaka yang terdekat dari bangsa Yahudi. Ia mengancam bahwa murka Allah sedang menunggu kaum itu jika mereka terus-menerus berbuat dosa dan menolak misi dan koleganya, Yesus.

Bencana yang akan datang adalah hancurnya Yerusalem dan pembubaran terakhir Israel yang terjadi sekitar 30 tahun sesudah itu selama masa hidup para pendengarnya. Baik dia maupun Yesus mengabarkan kedatangan Rasul Allah yang agung yang telah dikabarkan oleh Yaqub dengan gelar Syilokhah, dan bahwa dengan kelahirannya semua hak kenabian dan kehormatan serta otoritas akan diambil dari bangsa Yahudi, dan memang, demikianlah yang terjadi sekitar 6 abad kemudian, ketika benteng-benteng terakhir mereka di Hijaz diratakan dengan tanah dan kepangeranan mereka dihancurkan oleh nabi Muhammad saw.

Kekuasaan Romawi yang semakin mendominasi di Syria dan Palestina telah mengancam otonomi palsu bangsa Yahudi, dan arus emigrasi bangsa Yahudi akhirnya dimulai. Dan mengenai cerita inilah Yohanes bertanya, “Siapa yang memberitahu kalian untuk melarikan diri dari kemurkaan yang akan datang?” Mereka diperingatkan dan didesak untuk menghasilkan buah-buah yang bagus dengan pertobatan dan kepercayaan terhadap para rasul Tuhan yang sejati, khususnya kepada Adon, yang merupakan sang pemimpin sejati dan terakhir yang kuat.

d. kaum Yahudi dan Kristen selalu menuduh Muhammad telah menegakkan agama Islam dengan kekuatan dan pedang. Kaum modernis Islam selalu berusaha untuk menyangkal tuduhan ini. Tetapi ini tidak berarti mengatakan bahwa Muhammad tidak pernah menggunakan pedang. Ia harus menggunakannya untuk mempertahankan nama Tuhan.

Setiap kesabaran ada batasnya. Setiap kemurahan hati ada akhirnya. Kesempatan dan waktu yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Yahudi, Arab, dan lainnya berakhir selama lebih dari 4000 tahun. Hanya setelah berakhirnya periode inilah baru Allah mengutus Muhammad dengan membawa kekuatan dan pedang, api dan roh, untuk menghadapi kaum kafir yang kejam, menghadapi anak-anak Ibrahim yang tidak bersyukur (baik bani Ismail dan bani Israil), dan menghadapi kekuatan Iblis.

Keseluruhan Perjanjian Lama merupakan cerita tentang teokrasi dan pemberhalaan. Kadang-kadang sedikit cahaya Islam –yakni agama Allah- bersinar di Yerusalem dan Mekkah; namun ia selalu dianiaya oleh kekuatan Setan. Empat Binatang Buas yang kejam datang menginjak-injak kaum beriman. Lalu datanglah Muhammad untuk menghancurkan dan membunuh Ular Berbisa dan memberinya gelar yang hina “iblis” –setan yang terluka memar.

Tentu saja Muhammad adalah seorang nabi yang melakukan pertempuran, tetapi objek pertempuran itu adalah kemenangan bukan balas dendam. Penaklukan musuh dan menegakkan agama Islam sebagai Kerajaan Allah dimuka bumi.

Sebenarnya, ketika Yohanes digurun pasir berseru dengan suara nyaring, “Siapkan jalan Tuhan dan luruskan jalan-jalanNya”, ketika itu ia sedang menyinggung agama Tuhan dalam bentuk kerajaan yang sedang datang mendekat. Tujuh abad sebelumnya, nabi Yesaya telah meneriakkan dan mengucapkan kata-kata yang sama (Yesaya 40:1-4). Dan dua abad kemudian Allah sendiri meratakan jalan untuk Koresh[6] dengan menaikkan dan menutup setiap lembah, meratakan setiap bukit dan gunung untuk memudahkan penaklukan dan mempercepat gerakan (Yesaya 45:1-3).

Sejarah berulang sendiri, kata mereka; dalam kedua kasus tersebut bahasa dan maknanya sama. Yang pertama menjadi prototipe yang kedua. Allah telah meratakan jalan untuk Raja Koresh (Koresy) dari Persia untuk menundukkan musuh-musuhnya kedalam taklukan Persia, karena Bait Allah di Yerusalem dan orang-orang pilihanNya dalam penjara.

Kini sekali lagi Tuhan mengulang kejadian yang hampir sama, tetapi dengn skala yang lebih besar dan lebih luas. Dihadapan khotbah Muhammad, semua berhala dihilangkan, dihadapan pedang Muhammad, maka kerajaan-kerajaan disekitarnya takluk pada beliau, dan anak-anak Kerajaan Allah menjadi sederajat dan membentuk “orang-orang kudus milik Yang Maha Tinggi”. Karena hanya dalam Islam lah semua orang beriman sederajat. Tidak ada pendeta (dengan hak-hak khususnya), tidak ada sakramen, tidak ada kasta dan perbedaan ras. Semua orang beriman adalah satu, kecuali dalam kebajikan dan kesabaran, dalam hal mana mereka saling mengungguli.

________________________________________

Catatan Kaki

[1] Maleakhi 3:1 versi Vulgate: Ecce ego mittam angelum meum et praeparabit viam ante faciem meam et statim veniet ad templum suum dominator quem vos quaeritis et angelus testamenti quem vos vultis ecce venit dicit Dominus exercituum.

[2] Puritan adalah orang yang sangat teguh berpegang pada peraturan-peraturan tata susila.

[3] Quaker adalah anggota suatu perkumpulan Kristen anti perang dan anti sumpah.

[4] Calvary (merupakan bahasa latin dari Golgota) adalah bukit diluar Kota kuno Yerusalem tempat Yesus disalib, sebagaimana diyakini oleh Kristen.

[5] Nama ibrani ini secara salah ditulis Saducee.

[6] Koresh adalah seorang Raja Persia dan penakluk Kerajaan Babylonia yang mengizinkan bangsa Yahudi untuk kembali ke kampung halamannya di Palestina. Bangsa Yahudi sebelumnya menjalani masa pembuangan oleh Kerajaan Babylonia.

Sumber:

"Menguak Misteri Muhammad SAW", Benjamin Keldani, Sahara Publisher, Edisi Khusus Cetakan kesebelas Mei 2006

Rabu, 09 April 2014

Umat Kristen Gagal Mematuhi Ajaran Alkitab !!

Umat Kristian gagal mematuhi ajaran Alkitab!

Sesuatu agama adalah tertegak berdasarkan apa yang terkandung di dalam kitab suci mereka, kerana kitab suci ini berasal dari Tuhan. Tetapi apakah yang akan terjadi sekiranya kitab suci itu sekarang sudah dinodai, apakah masih layak ia disebut sebagai sebuah kitab suci?

Itulah Alkitab yang berada di tangan orang Kristian sekarang, mereka begita bangga namun tidak pernah teliti membacanya. Bagaimankah boleh seorang Kristian yang dilarang makan babi, tetapi mereka memakannya? Seorang Kristian yang seharusnya bersunat, tetapi mereka menolaknya? Seorang Kristian yang seharusnya kalau mati dikafani, mereka malah menggunakan peti? Ini merupakan suatu pelanggaran berat kerana mereka melanggar syariat agamanya sendiri.

Semua percanggahan ajaran di dalam Alkitab ada dalam tulisan ini, oleh sebab ia adalah sangat penting dibaca bagi mereka yang terpedaya oleh dakyah misionaris-misionaris Kristian dan lemah iman mereka.

A. Pelanggaran Orang Kristian Terhadap Alkitab Mereka

1. Injil Melarang Memakan Daging Khinzir

Inilah sebuah fakta mengenai kebohongan orang Kristen yang mengatakan bahwa mereka sangat taat pada ajaran Yesus yang terkandung dalam kitab suci mereka. Kebohongan ini terungkap ketika Alkitab sebagai kitab suci mereka dengan tegas melarang makan babi, dalilnya ada pada Kitab Ulangan 14 : 8 yang berbunyi:

“Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biah, haram itu bagimu…”

Dan juga pada kitab Imamat 11 : 7 yang berbunyi:

“Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu.”

Dalam Alkitab terbitan tahun 1968, bunyi kitab Imamat 11:7 adalah seperti berikut:

“Demikian juga babi, meskipun berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang tetapi tidak memamah biak; haram bagimu.”

Sedangkan dalam terbitan 1979, ayat haramnya babi tersebut disulap, diganti, ditambah, menjadi “babi hutan”:

“Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak, haram itu bagimu.” (Imamat 11:7).

Theologi Kristen Menghalalkan Babi

Sebahagian orang Kristian membantah ayat yang mengharamkan babi di atas dengan mengatakan: “Yang dilarang pada payat di atas adalah babi hutan, kalau babi di bandar dibolehkan”. Itulah jawapan orang-orang yang kebingungan, semua jawapan yang diberikan tidak lagi berdasarkan logik akal. Padahal mengikut akal yang sihat, apa bezanya antara babi hutan dengan babi di bandar? Walaupun di hutan atau di bandar, ia tetap bernama babi. Yang di hutan memiliki monyong yang sama halnya dengan yang di kota, hanya bezanya yang di hutan tidak dibela sedang yang di kota lebih terbela. Setujukah saudara?

Selidik punya selidik, ternyata golongan Kristian juga memiliki dalil yang menguatkan pendapat mereka bahwa babi itu halal hukumnya. Hal ini didasarkan pada ucapan Paulus yang terdapat di dalam Kitab Roma 14 : 2, 3, 17 dan 20. Dalam satu kitab suci terdapat dua hukum yang berbeda, yang lebih parah lagi pada ayat 20 dikatakan: “…segala sesuatu adalah suci (halal).”

2. Alkitab Melarang Minum Khamar (Arak)

Dalam salah satu kegiatan peribadatan orang Kristen ada yang namanya perjamuan suci/perjamuan kudus. Kegiatan ini dilakukan dengan meminum secawan anggur (berwarna merah) yang katanya melambangkan darah Yesus, kemudian memakan sepotong kecil roti yang melambangkan daging Tuhan Yesus. Lalu bagaimanakah pandangan Injil mereka tentang minum khamer sendiri? Hal ini boleh dilihat pada kitab Imamat 10:9. Dan juga ada dalil lain yang menguatkan bahwa minum-minuman keras itu haram dan sangat dilarang bagi orang yang mengimani Injil.

(4) Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram. (14) Janganlah ia makan sesuatu yang berasal dari pohon aanggur; anggur atau minuman yang memabukkan tidak boleh diminumnya dan sesuatu yang haram tidak boleh dimakannya.” (Hakim-hakim 13 :4 dan 14)

Ironis, orang Kristian menodai ibadahnya dengan minum anggur yang notabene sudah diharamkan oleh Tuhan mereka sendiri. Sebenarnya orang Kristian yang pernah mengikuti kegiatan perjamuan kudus (dengan meminum darah Tuhan dan memakan dagingnya) lebih kejam dan lebih sadis dari Sumanto. Kalau Sumanto itu hanya makan daging manusia, tetapi orang Kristian dengan teganya makan daging Tuhan saya sendiri. Bahkan saya dulu, lebih haus dari drakula, sebab drakula hanya minum darah manusia, sedang saya dulu meminum darah Tuhan saya sendiri.

Theologi Kristen Menghalalkan Minum Anggur

Mereka tentunya mempunyai alasan kenapa mereka melanggar larangan minum anggur ini, dan ternyata memang mereka punya dalil untuk menguatkan pendapat mereka tersebut. Salah satu dalil yang digunakan mereka untuk menghalalkan minum anggur adalah sebuah cerita dalam Injil tentang mukjizat tuhan Yesus yang pertama1 mengubah air menjadi anggur yang sangat nikmat rasanya. Kalau Tuhan mereka saja melakukan mukjizat dengan merubah air menjadi anggur, kenapa kita umatnya tidak boleh meminum anggur.

Kenapa Tuhan malah melanggar hukum yang dibuatnya sendiri? Kenapa Tuhan mereka melakukan satu mukjizat yang bertentangan dengan hukum sebelumnya yang sudah ditetapkan jauh hari sebelum Yesus lahir.

3. Bersunat wajib bagi laki-laki Kristian

Perintah sunat bukan perintah baru, melainkan sudah ditetapkan Allah lama dan jauh sebelum Yesus lahir ke dunia. Lihat dalil pada kitab Kejadian 17:10-11 yang berbunyi :

(10) Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang perjanjian antara aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat. (11) haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara kamu dan Aku.

Orang Kristian juga tidak dapat mengambil teladan baik dari Nabinya yang sangat terkenal yaitu Nabi Ibrahim (Abraham), padahal anak Nabi Ibrahim disunat semua. Sila lihat kepada ayat ini:

“Kemudian Abraham menyunat Ishak, anaknya itu, kemudian ketika berumur delapan hari, seperti yang diperintahkan Allah kepadanya.” (Kejadian 21 :4)

Bahkan Tuhan Yesus orang Kristen sendiri disunat. Aneh bukan bila sampai ada orang Kristen yang mengaku pengikut Yesus malah menolak disunat. Cuba kita lihat pada kitab Lukas 2:21.

“Dan ketika genap delapan hari dan ia (Yesus) harus disunat, ia diberi nama Yesus.”

Orang Kristen Menolak Hukum Sunat

Lagi-lagi alasan utama mereka menolak hukum sunat didasarkan pada perintah Paulus, pada beberapa ayat yang berikut ini:

“Sesungguhnya aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak berguna bagimu….sebab bagi orang yang berada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai erti, hanya iman yang berkerja oleh kasih.” (Galatia 5:2)

Ada juga perkataan Paulus di Galatia 6:15 dan 1 Korintus 7:19.

Semua ayat-ayat di atas adalah ucapannya Paulus, dan ternyata orang Kristen itu lebih mentaati perintah Paulus ketimbang perintah Tuhan mereka sendiri. Sebenarnya Tuhannya Paulus atau Yesus?

4. Alkitab mengajarkan berdoa harus menengadahkan tangan

Inilah salah satu bukti persamaan ajaran Alkitab dengan Al-Qur’an, yaitu kalau berdoa harus menengadahkan tangan. Mari kita dengar firman Tuhan berikut ini :

“Oleh karena itu Aku ingin, supaya dimana orang laki-laki berdoa dengan menengadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.” (1 Timotius 2 : 8)

Berdoa dengan cara ini merupakan cara yang sopan dan bukti kalau kita ini memang betul-betul memerlukan pertolongan Tuhan dengan cara meminta kepada-Nya.

Orang Kristen Berdoa Malah Melempit Tangan

Kalau ditanya kenapa mereka berdoa dengan cara demikian? Tentu mereka menjawab ini adalah ajaran yang telah kami terima dari orang-orang tua serta pemuka agama kami dari dulu hingga sekarang.

Maka kalau mereka memang benar, suruh mereka menunjukkan mana dalil dalam Alkitab yang mengajarkan bahwa kalau orang Kristen berdoa hanya melempit tangan mereka? Ajaran ini berasal dari manusia, dan hanya hasil rekayasa dan tipu daya para pendeta agar cara beribadah orang Kristen tidak sama dengan orang Islam.

5. Alkitab mengajarkan kalau oranag Kristen mati harus dikafani

Syariat yang ada dalam Alkitab menyebutkan bahwa kalau orang Kristian itu mati, seharusnya mereka dikafani (ini adalah kewajiban).

“Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengafaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, dimana belum pernah dibaringkan mayat.” (Lukas 23:53)

“Orang yang telah mati itu datang keluar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.” (Yohanes 11:44)

Orang Kristian Kalau Mati Tidak Dikafani

Penyimpangan terberat mereka terlihat dari awal mereka mengurus jenaazah, sampai proses penguburan. Misalkan, harga peti mati tiga kali lebih mahal dari kain kafan, menghiasi jenazah dengan pakaian mahal, menyertakan semua barang kesukaan mayat ke dalam peti, mayat pula diawetkan. Itu semua tidak pernah ada dalam syariat agama.

6. Orang Kristen Meyakini Ajaran Dosa Warisan

Maksud dari dosa warisan adalah dosa yang dilakukan oleh satu orang (yaitu Adam) karena telah melanggar perintah Allah dengan memakan buah terlarang, sehingga dosa itu menjalar kepada manusia yang lain. Dalam dosa itu terdapat maut, jadi sangat berbahaya bagi orang Kristen yang mati sebelum dibaptis, karena ia mati dalam keadaan mewarisi dosa Adam.

Lalu dari manakah ajaran ini berasal, dari Yesuskah selaku Tuhan mereka? Jawabannya ternyata tidak, ajaran dosa warisan ini adalah ajaran buatan Paulus. Berikut ini adalah dalil-dalil yang biasanya digunakan orang Kristen untuk menjelaskan masalah dosa warisan ini, antara lain:

“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang itu telah berbuat dosa.”(Roma5:12)

“Kerana semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan Cuma-Cuma karena penebusan dalam kristus Yesus.” (Roma 23-24).

Dan ada pula di kitab Korintius 15:21-22.

Ayat yang terdapat dalam kitab Korintius dan Roma hanyalah surat-surat hasil buatan Paulus yang dikirimkan kepada jemaat di Korentus dan Roma. Coba bagi saudara yang punya Injil sekarang dibuka kedua kitab tersebut, diawal surat saudara akan melihat judul besar yang berbunyi: “Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Koretus”, dan “Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma”.

Yesus Membantah Ajaran Dosa Warisan

Sekarang mari kita semak bagaimana pendapat Tuhan orang Kristen tentang dosa warisan ini.

“Janganlah ayah dihukum mati karena anaknya, jangalah juga anak dihukum mati karena ayahnya; setiap orang harus dihukum mati karena dosanya sendiri.” (Ulangan 24:16)

“Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberikan balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah lakunya, setimpal dengan hasil perbuatannya.” (Yeremia 17:10)

Inilah ajaran yang benar dan masuk akal kerana berasal dari Tuhan. Sedang ajaran warisan yang dibuat Paulus sangat tidak masuk akal dan tidak adil, karena gara-gara dosanya Adam, apakah seluruh manusia menanggung dosa itu juga?

7. Kalimat Syahadat dalam Alkitab

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yohanes 17:3).

Jelaslah bahwa Yesus adalah utusan bukan Tuhan. Bahkan pernyataan itu keluar langsung dari mulut Yesus, di Kitab Yohanes 7:16, yang berbunyi :

“Jawab Yesus kepada mereka : ‘Ajaranku tidak berasal dari diriku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus aku’”.

Kristian Mengatakan Bahwa Yesus adalah Allah

Dari manakah orang Kristen mendapatkan ajaran bahwa Yesus itu Tuhan? Jawabnya sederhana, dari mana lagi kalau bukan dari Paulus. Dengan menggunakan perkataan Paulus, mereka mulai menebar berita bohong ini dari waktu ke waktu. Berikut beberapa dalil yang biasa mereka gunakan.

“Sahut Philipus: “Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya: “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah anak Allah.” (Kisah Para Rasul 8:37).

“Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, anak Allah yang hidup!” (Matius 16:16)

Ayat di atas adalah yang menguatkan pendapat bahwa Yesus adalah anak Allah. Tapi di ayat-ayat lain, mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan itu sendiri. Berikut ini adalah ayat Injil yang mengatakan bahwa Yesus adalah Allah (Tuhan):

“Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumer segala penghiburan.” (2 Korentus 1:3)

“Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai tuhan!” (1 Petrus 3:15)

Masih banyak lagi ayat-ayat lainnya, yang menunjukkan inkonsistensi Injil dalam menyebut diri Yesus, ada ayat yang mengatakan bahwa Yesus itu anak Allah, tetapi di ayat lain dikatakan Yesus itu adalah Tuhan Allah sendiri. Apakah pantas, ada agama tetapi Tuhannya tidak jelas, ayat-ayat dalam kitab sucinya bertentangan satu dengan yang lainnya.

8. Injil Melarang Perkawinan Beda Agama

“Berkatalah mereka kepada kedua orang tua itu: ‘Kami tidak dapat berbuat demikian, memberikan adik kami kepada seorang laki-laki yang tidak bersunat (ingat kita pegaang hukum setiap laki-laki Kristen harus disunaaat), sebab hal itu aib bagi kami. Hanyalah dengan syarat ini kami dapat menyetujui permintaanmu: kamu harus sama seperti kami, yaitu setiap laki-laki diantara kamu harus disunat.’” (Kejadian 34:14-15)

Itulah hukum nikah beza agama yang jelas dilarang dalam Alkitab, begitulah hukum yang berlaku sejak dulu dan seharusnya sekarang.

Theologi Kristian Membolehkan Perkahwinan Beza Agama

Kenapa orang Kristian tetap bersikukuh bahwa nikah beza agama itu dibolehkan? Kalau diteliti, ternyata pernikahan beza agama ini telah dijadikan senjata ampuh untuk melancarkan gerakan dakyah Kristianisasi di tubuh umat Islam. Misi ini dikenal dengan sebutan Misi Kawin Campur, target yang diincar biasanya bukan pasangan hidupnya, melainkan anak-anaknya.

Lagi-lagi mereka mendapatkan celah untuk mengutarakan dalil mengenai bolehnya nikah beza agama dalam Kristen, namun ingat juga lagi-lagi ini merupakan bukti inkonsistensi Injil dalam menetapkan satu hukum. Dalil yang mereka gunakan dapat dilihat pada kitab 1 Korentus 7:12-14 yang berbunyi:

“Kenapa orang-orang lain aku (Paulus) bukan Tuhan, katakan: “kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.-dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia ceraikan laki-laki itu. Kerana suami yang tak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman dikuduskan oleh suaminya”

Itulah dalilnya Paulus yang membuat hukum sendiri, yang jelas-jelas sangat bertentangan dengan Hukum Tuhan yang sudah ada sebelumnya.

9. Orang Kristen Mengatakan Batalnya Hukum Taurat

Sebahagian besar orang Kristen menolak ketika disodorkan dalil yang terdapat pada kitab perjanjian lama, mereka menolak dengan alasan yang sangat lucu. Alasan yang mereka utarakan karena orang Kristen sekarang hanya menggunakan hukum yang ada di dalam perjanjian baru dan hukum taurat (perjanjian lama) itu sudah dibatalkan.

Kebanyakan dari mereka memiliki dalil yang mengatakan kenapa perjanjian lama (hukum taurat) itu dikatakan batal, tetapi lagi-lagi dalil yang mereka pakai lebih banyak dipengaruhi oleh ajaran Paulus, mari kita simak pernyataan Paulus tentang hukum Taurat yang ada di kitab perjanjian lama berikut ini :

“Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi Dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Tuhan.” (Roma 7: 6) 2

Dapatkah saudara bayangkan bahwa dalam satu kitab suci setengahnya dipakai dan setengahny lagi tidak terpakai, bukankah seharusnya kita curiga sebenarnya ada apa dengan Kristen ini. Maka sebagai muslim kita harus cross check agar kita tidak menebar fitnah terhadap umat Kristen. Maka salah satu bentuk cross check itu adalah dengan mencari tahu bagaimanakah sikap Yesus selaku Tuhan orang Kristen dalam menyikapi permasalahan ini.

Yesus Membantah Batalnya Hukum Taurat

Sudah menjadi keharusan bagi orang Kristen untuk mentaati perkataan Yesus selaku Tuhan mereka ketimbang perkataan Paulus yang notabene adalah pembohong besar. Berikut ini perkataan Yesus tentang hukum Taurat:

“Janganlah kamu menyangka, bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya. Karena aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama ini belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan meniadakan hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” (Matius 5:17)

“Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi.” (Ibrani 10:28)

Yesus mengancam mereka dengan hukuman mati tanpa belas kasihan menurut syariat Kristen, masih beranikah kalian membatalkan hukum Taurat?

Muhammad SAW Meninggal Karena Diracun ??


Para penuduh tersebut berdasarkan hadist ini

Volume 5, Book 59, Number 713:
Narrated Ibn Abbas:
‘Umar bin Al-Khattab used to let Ibn Abbas sit beside him, so ‘AbdurRahman bin ‘Auf said to ‘Umar, “We have sons similar to him.” ‘Umar replied, “(I respect him) because of his status that you know.” ‘Umar then asked Ibn ‘Abbas about the meaning of this Holy Verse:– “When comes the help of Allah and the conquest of Mecca . . .” (110.1)
Ibn ‘Abbas replied, “That indicated the death of Allah’s Apostle which Allah informed him of.” ‘Umar said, “I do not understand of it except what you understand.”
Narrated ‘Aisha: The Prophet in his ailment in which he died, used to say, “O ‘Aisha! I still feel the pain caused by the food I ate at Khaibar, and at this time, I feel as if my aorta is being cut from that poison.”

Dikisahkan oleh Aisha : Rasulullah dalam keadaan sakit yang menyebabkan kematiannya, biasa berkata, “O, Aisha. Aku masih merasakan sakit akibat makanan yang aku makan di Khaibar dan saat ini, aku merasa seolah-olah urat nadiku terputus akibat racun itu.

Berikut adalah riwayat tentang perang Khaibar, riwayat Wanita Yahudi yang mencoba membubuhkan racun namun nabi Muhammad selamat, dan riwayat tentang wafatnya nabi.

1. Mengenai perang di Khaibar :

Dari Anas bin Malik ra., katanya : Rasulullah s.a.w. memasuki Khaibar pagi hari. Waktu itu mereka keluar kelapangan. Setelah mereka melihat beliau mereka berkata :”Muhammad dan tentara”. Lalu mereka segera menempati benteng mereka. Nabi s.a.w mengangkat kedua belah tangannya dan berdoa :
“Allahu Akbar”! Hancurlah Khaibar! Bila kami duduki lapangan suatu kaum, maka amat buruk pagi hari orang yang diberi peringatan (tetapi) tidak menurut.
(HR. Bukhari 1550)

Dari Abu Hurairah r.a., katanya : Setelah Khaibar diduduki, ada orang yang menghadiahkan daging kambing yang beracun kepada Nabi saw. Lalu beliau bersabda : “ Saya hendak bertanya kepadamu tentang satu hal ! Adakah kamu mau memberikan keterangan yang sebenarnya kepada saya!”. Mereka menjawab : “Ya” Nabi SAW bertanya kepada mereka :”Siapa ayahmu?” mereka itu menjawab :”Si Anu !” Lalu beliau bersabda :” kamu dusta, akan tetapi ayah kamu si “Anu”. Mereka itu berkata :” Benar Tuan!” Beliau bertanya :” Adakah kamu mau menjawab dengan benar kepada saya tentang sesuatu yang saya tanyakan ?” Ya, hai Abu Qasim! Sekiranya kami berdusta, tuan ketahui dusta kami sebagaimana tuan ketahui tentang ayah kami”. Beliau menanyakan kepada mereka : “Siapa ahli neraka”?” Mereka itu menjawab : “Kami berada didalamnya dalam masa yang singkat, kemudian kamu gantikan kami didalamnya”. Nabi saw lalu bersabda :”Kamu akan tetap disika dalam neraka itu, demi Allah! Kami tidak akan pernah menggantikan kamu didalam neraka itu”.
Kemudian beliau bersabda lagi : “ Adakah kamu mau menjawab dengan benar kepada saya tentang sesuatu yang saya tanyakan?” Jawab mereka : “Ya, hai Abu Qasim!” Beliau bertanya : “Adakah kamu isikan racun dalam daging kambing ini?” Jawab mereka :”Ya”. Tanya beliau : “ Apakah yang mendorong kamu berbuat demikian?” Jawab mereka :” Maksud kami ialah, kalau sekiranya tuan seorang pendusta, kami akan senang. Dan kalau sekiranya tuan seorang Nabi, racun itu tidak akan membahayakan tuan.” (HR. Bukhari 1412)

2. Pembuktian bahwa nabi Muhammad selamat dari racun yang diberikan oleh wanita Yahudi adl :

1. Perang Khaibar terjadi pada tahun 628 M (tahun ke 7 H) dan pada bulan February 629 M -
Zul Qa’dah 7 H) Nabi dan kaum Muslimin melaksanakan Umratul Qadha’.
2. Setelah perang Khaibar dapat ditaklukkan, Rasulullah menikah dengan Shafiyah binti Huyaiy
bin Akhtab. Pada tahun yang sama.
3. Bulan January 630 M (Ramadhan 8 H) Nabi Muhammad pun masih SEHAT WAL ‘AFIAT. Beliau
membuka kota Makkah dan menghancurkan semua berhala-behrhala yang ada disekitar
Ka’bah. Peristiwa ini dikenal dengan “FATHUL MAKKAH”.
4. 4 (Empat tahun) dari peristiwa Khaibar Rasulullah masih HIDUP!! Dan pada bulan maret 632
M, atau tepatnya Dzulhijjah 10 H) Rasulullah melaksanakan Haji Wada’ bersama-sama
dengan kira-kira 114.000,- orang kaum muslimin untuk menunaikan ibadah haji.
5. Pada bulan Mei 632M, atau bulan safar 11 H, Rasulullah menyiapakan Tentara Usamah
untuk pergi ke Negri Syam.
6. Pada tgl 7 Juni 632 M atau pada hari senin12 Rabi’ul awal (bertepatan dengan hari
kelahiran beliau) Nabi Muhammad wafat.

3. Nabi Muhammad wafat karena sakit biasa dan bukan karena racun: :

Sebelum beliau wafat, Rasulullah tetap melaksanakan Dak’wah :
Dari Aisyah ra., katanya :” Ketika sakit Nabi bertambah berat, beliau meminta kepada semua istri beliau, supaya ia diizinkan selama sakit ia dirawat dirumahku, dan mereka semua mengizinkannya. Lalu Nabi pergi ke rumah Aisyah dipapah oleh dua orang laki-laki, sedangkan kedua belah kaki beliau tercecah menggaris tanah dinatara kedua orang laki-laki itu, yaitu Abbas dan seorang lagi.”
Kata Ubaidillah, “Cerita Aisyah itu kuceritakan kepada Abbas, lalu dia menanyakan kepadaku, tahukah engkau siapa laki-laki yang seorang lagi itu?”
Jawabku, “Tidak!”
Katanya, “Dia adalah Ali”.
Selanjutnya Aisyah menceritakan juga, bahwa setelah nabi saw. berada dirumahnya, sedangkan sakit nabi bertambah keras juga, maka beliau bersabda, “Siramkanlah kepadaku tujuh girbag air yang masih utuh, mudah-mudahan aku segera dapat melaksanakan da’wah kembali kepada orang banyak.”
Lalu Nabi didudukkan kedalam sebuah bak mandi terbuat dari kuningan, kepunyaan hafshah, istri nabi saw, kemudian beliau kami sirami dengan air yang disuruhkan Nabi, sampai beliau memberi isyarat kepada kami, ‘Sudah cukup.”
Sesudah itu beliau pergi ke Mesjid menemui jamaah”
(HR Bukhari 135)

Justru orang yang tewas dibunuh akibat dusta yang diucapkan dan karena ajarannya yang dilakukan terjadi pada Paulus dan bukan pada Rasulullah.

Simak ayat berikut :

Ams 19:5 Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar.

Lihat kematian tragis orang yang dianggap ‘suci’ oleh kristen :
1. Paulus dari tarsus, orang yang dianggap sebagai ‘rasul’
Dia dipenjarakan selama dua tahun di kota Roma, setelah sebelumnya ditangkap di
Yerusalem (Kisah Para Rasul 21:30) dan dipenjarakan di Kaisarea (Kisah Para Rasul 23:23-
24).
Menurut tradisi, setelah dua tahun Paulus dibebaskan dari penjara Roma dan lantas
melakukan perjalanan ke Spanyol, lalu kembali ke Timur, dan kembali lagi ke Roma dimana
dia kembali dipenjarakan untuk kedua kalinya. Akhirnya tewas di Roma dengan
cara dipenggal, di luar tembok-tembok kota pada tahun 67 selama penindasan oleh Kaisar
Nero.

Satu penulis sejarah yang bisa dipertanggungjawabkan tulisan-tulisannya berdasarkan bukti nyata adalah Eusebius, yang menuliskan bahwa :
1. Matius tewas disika dan dibunuh dengan pedang di Eithopia.
2. Markus tewas setelah badannya diseret hidup2 dengan kuda melalui jalan yang penuh batu hingga akhir ajalnya.
3. Lukas mati digantung di Yunani.
4. Yohanes direbus/ lebih tepatnya digoreng dengan minyak goreng mendidih di roma.
5. Thomas mati ditusuk oleh tombak di India.
6. dll

Senin, 07 April 2014

Biografi Silsilah dan Keturunan Nabi Muhammad SAW

muhammad.jpg

Bismillahirrahmanirrahim........ Puji syukur kehadirat Allah SWT, Kedu kalinya sholawat dan salam slalu kami panjatkan untuk baginda Muhammad SAW, yang mana atas perjuangan beliau, langit, bumi dan seisi dunia pun tak kan sanggup membayar sgala perjuangan dan pengorbana beliau, maka dari itu sangat aneh jika ada orang yang mengaku muslim tapi tidak tau sejarah nabi yang membawa agama tersebut, maka dari itu kali ini saya akan mencoba membabarkan sejarah silsilah keluarga Rasullullah SAW, dialah sang mentari, dialah sang rembulan dan dialah cahaya terang yang datang di tengah-tengah kegelapan

Nama : Muhammad
Lahir : Makkah, Jazirah arab Sekitar 570/571 Masehi
Meninggal : Madinah, Jazirah arab 8 Juni, 632 (umur 63)
Nama Lain : Ahmad, Al-Amin, As-Saadiq, Rasul Allah dan Abu al-Qasim

Muhammad bin Abdullah adalah nabi terakhir atau nabi akhir zaman, nabi dan rasul penutup dan tiada lagi nabi setelahnya,Menurut biografi Nabi Muhammad di lahirkan sekitar 20 April 570/ 571, di Mekkah (Makkah) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah pada usia 63 tahun. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).

Michael H. Hart dalam bukunya The 100 menilai Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal spiritual maupun kemasyarakatan. Hart mencatat bahwa Muhammad mampu mengelola bangsa yang awalnya egoistis, barbar, terbelakang dan terpecah belah oleh sentimen kesukuan, menjadi bangsa yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan kemiliteran dan bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu merupakan kekuatan militer terdepan di dunia di dalam pertempuran.

Etimologi

"Muhammad" secara bahasa berasal dari akar kata semitik 'Kha-mim-dal' yang dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Selain itu di dalam salah satu ayat Al- Qur'an Muhammad dipanggil dengan nama "Ahmad" yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".

Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari suku Quraisy (suku terbesar di mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As- Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh (ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ), kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam (ﻢﻠﺳ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW") setelah namanya.

Muhammad juga mendapatkan julukan Abu al- Qasim yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.

Genealogi

Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an- Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan. Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin IBRAHIM, yaitu keturunan Sam bin Nuh. Muhammad lahir di hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 571 Masehi (lebih dikenal sebagai Tahun Gajah).

Lebih lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga Adam adalah,

pohon-silsilah-nabi1.jpg
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam.

Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Yang dimaksud Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah

Di dalam raudhah ada tujuh tiang yang paling bersejarah.

TIANG HARUM (Mukhallaqah), Tiang Mukhallaqah menempel di mihrab Nabi Di tiang ini Nabi SAW melaksanakan shalat- shalat wajib. Tiang ini diberi nama harum karena selalu diberi pengharum oleh Aisyah, istri Nabi.

TIANG AISYAH, Tiang ini juga sering diberi wewangian, karena itu juga disebut tiang Mukhallaqah. Disebut tiang Aisyah karena dari pintu ini Nabi masuk ke mesjid setelah keluar dari rumah Aisyah, dan di tiang Mukhallaqah dan tiang Aisyah saat kini orang- orang berebutan shalat.

TIANG ABU LUBABAH, Tiang ini disebut pula tiang taubat, di masa hidupnya, Abu Lubabah pernah berkhianat kepada Nabi. Kemudian ia menyadari perbuatannya dan bertobat, dia mengikatkan diri pada tiang itu sampai turun wahyu ampunan dari Allah untuknya. Allah SWT menerima taubat Abu Lubabah dengan turunnya surat al- Anfal ayat 27. Abu Lubabah mengikatkan dirinya di tiang itu selama 9 hari. Abu Lubabah tidak mau melepaskan ikatannya sendiri, akhirnya Nabi SAW sendiri yang melepaskan ikatan talinya sesuai dengan harapan dan permintaan Abu Lubabah.

TIANG SARIR (tempat tidur), Di tempat itu diletakkan alas/tikar tidur yang digunakan Nabi SAW saat i’tikaf di Mesjid.

TIANG MAHRAS (penjaga), Tempat para sahabat menjaga Rasulullah.

TIANG WUFUD (utusan/ tamu), Tempat Nabi SAW menerima tamu-tamu istimewanya.

TIANG MURABBA' AL-KUBUR, Terletak di pojok segi empat barat laut (kamar Aisyah). Tempat berdirinya Malaikat Jibril jika menjumpai Nabi Muhammad menyampaikan wahyu atau isyarat lain, saat kini di dalamnya terdapat makam Rasululloh SAW serta sahabatnya Abu Bakar Sidiq dan Umar bin Khotob. Di atasnya terdapat kubah kecil berwarna hijau.

NAMA ISTRI-ISTRI RASULULLAH

Khodijah binti Khuwailid RA, Dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki- laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah masih hidup.

Saudah binti Zam’ah RA, Dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang berusia lanjut yang ditinggal mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.

Aisyah binti Abu Bakar RA, Dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian yaitu setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun lima bulan sebelum Hijrah. Ia dinikahi ketika berusia 6 tahun, dan mulai tinggal serumah dengan Rasululloh SAW di bulan Syawwal 6 bulan setelah hijrah pada saat usia beliau 9 tahun. Ia adalah seorang gadis dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis selain Aisyah. Selain itu Aisyah ra adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya berasal dari sosok ibunda muslimin ini.

Hafsah binti Umar bin Al- Khotob RA, Setelah ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.

Zainab binti Khuzaimah RA, Berasal dari Bani Hilal bin Amir bin Sho’sho’ah dan dikenal sebagai Ummul Masakin (ibunya orang miskin) karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW .

Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA, Sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan meningalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun yang sama, alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.

Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, Berasal dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikah dengan Zaid bin Haritsah kemudian diceraikan oleh suaminya tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo’dah tahun kelima dari Hijrah. Pernikahan tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan kaum Jahiliyah yang menjadikan anak angkat sebagai anak kandung dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut (bekas istri anak angkat boleh dinikahi oleh ayah angkatnya/ kedudukanya bukan Muhrim dalam ajaran Islam)

Juwairiyah binti Al- Harits RA, Adalah pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza’ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya’ban tahun ke 6 Hijrah. Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan membebaskannya dari tawanan perang.

Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA, Sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashrani dan meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya (islam). Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalui raja tersebut dan dinikahinya serta dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah.

Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA, Berasal dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah. Pernikahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan Shofiyyah binti Huyay sebagai anak dari pemuka kabilah.

Maimunah binti Al- Harits RA , Saudarinya Ummu Al- Fadhl Lubabah binti Al- Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umroh Qadho.

Mariah AL-Qibtiyya , Awalnya adalah seorang budak yang dihadiahkan oleh Raja kaum Qibty dari Mesir kepada Rasululloh SAW, Dalam perinikahannya dengan Rasululloh SAW dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah dengan Mariah Al Qibtiyya, Rasululloh SAW meninggal dunia. Mariah Al-Qibtiyya akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H.

PUTERA:

1. Abdullah bin Muhammad Putra beliau dari Khadijah, meninggal ketika masih kecil.
2. Qasim bin Muhammad Putra beliau dari Khadijah yang meninggal ketika masih kecil.
3. Ibrahim bin Muhammad (wafat 10 H) Putra Nabi dari Mariah Qibtiah. Dia hanya hidup selama 18 bulan. Nabi menyaksikan ketika dia menghembuskan nafas yang terakhir sambil meneteskan air mata, beliau berkata “mata boleh meneteskan air, hati boleh bersedih, tapi kita tidak boleh mengucapkan kalimat yang tidak diridai Allah”.

PUTERI:

1. Fatimah binti Muhammad / Fatimah Az- Zahro (wafat 11 H) Putri bungsu Rasulullah SAW dari Khadijah yang paling disayangi oleh Rasulullah SAW. Dia tergolong wanita Quraisy yang genius dan pintar bicara. Dia menikah dengan Ali bin Abu Thalib. Dari perkawinan ini lahirlah Hasan, Husain, Ummi Kultsum dan Zainab. Dia meninggal 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah. Dan dari Fatimah Az-Zahro ini lahirlah dzuriyah (keturunan) Rasul sampai sekarang, yang di masyarakat lazim dijuluki Sayid, Habib ataupun Syarief.

2. Ruqaiah binti Muhammad (wafat 2 H) Putri Rasulullah SAW. dari Khadijah yang dipersunting oleh Utbah bin Abu Lahab sewaktu Jahiliah. Setelah munculnya Islam dan turunnya ayat yang berarti “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan dia akan binasa” (S. Al-Masad/ Al-Lahab ayat 1) dia langsung dicerai oleh suaminya atas perintah Abu Lahab. Dia memeluk Islam bersama ibunya. Kemudian dia dinikahi oleh Usman bin Affan dan ikut bersama suaminya hijrah ke Abessina (habasyah ), kemudian mereka kembali dan menetap di Madinah seterusnya meninggal di kota itu pula.

3. Ummi Kultsum binti Muhammad (wafat 9 H/639 M) Putri Rasulullah dari Khadijah yang dipersunting oleh Utaibah bin Abu Lahab pada masa Jahiliah. Setelah turunnya ayat yang artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” (QS. Al-Masad / Al-Lahab ayat 1) ia dicerai oleh Utaibah atas perintah Abu Lahab. Sepeninggal kakaknya, Ruqaiyah ( istri pertama Usman bin Affan ), Ummi Kultsum dinikahi oleh Usman bin Affan. Dia ikut berhijrah ke Madinah.

4. Zainab binti Muhammad (wafat 8 H.) Putri sulung Rasulullah dengan Khodijah, Dia dipersunting oleh Abul Ash bin Rabi’ memeluk agama Islam dan ikut hijrah ke Madinah, sementara suaminya bertahan dalam agamanya di Mekah sampai dia tertawan dalam perang Badar. Di saat itu, Rasulullah meminta kepadanya untuk menceraikan Zainab, lalu diceraikannya. Setelah Abdul Ash bin Rabi’ masuk Islam, Rasulullah SAW. mengawinkan mereka kembali.

Referensi : Wikipedia dan dari berbagai sumber

Di Lihat dari sejarah diatas bahwa nabi menikahi wanita bukan semata-mata karna nafsu atau syahwat belaka tapi lebih dari itu rasullullah menikahi wanita-wanita tersebut karena belas kasih dan kehormatan bukan seperti raja-raja yang mengawini puluhan bahkan ratusan wanita cantik yang di jadikan selir untuk melampiaskan nafsu semata terbukti dari skian istri-istri nabi hanya satu yang masih gadis(perawan) bahkan ada yang mantan budak dan janda yang sudah tua, sungguh betapa mulianya sifat beliau padahal beliau adalah orang yang paling mulia di dunia ini yang mudah saja jika mencari ratusan perempuan-perempuan cantik untuk di jadikan istri.
Allahu a'lam.

Berikut ini adalah silsilah Keturunan Nabi :


Sumber : Ahmad M Samudra